Nah, daripada aku curcolnya kebablasan aku bakalan kasih kalian sebuah cerita yang aku pikir menarik soalnya aku sukaaa banget sama yang namanya cerita bertema 'historical' aku coba buat tapii... agak ... aneh menurutku lebih formal gitu -_-'
Aku harap kalian semua suka dann... bakalan ikutin ceritaku yang satu ini... walauu.... aku nggak yakin cerita ini bakalan nyambung lagi. Otakku tumpul sih.... okelahh cekidottt
SOMEWHERE IN JAVA
Apa kalian percaya dengan perjalanan masa lalu dan
reinkarnasi? Percaya tentang leluhur kita yang bisa sihir untuk bisa ke masa
mereka dulu? Tidak? Kalau kalian tidak pecaya aku akan menceritakan kisahku
yang aneh, lucu, tapi penuh…tantangan, dan juga aku menemukan cinta disana.
Yah, aku mulanya juga tidak percaya. Aku pikir itu hanya mimpi yang menjadi
kenyataan….Di hari itu, waktu itu, tempat itu. Membuat aku percaya ada sihir
masa lalu.
Aku sedang libur di daerah terpencil Pulau Jawa.
Daerah yang mistis. Entah mengapa orangtuaku dulu pernah kesana. Yang aku
pikirkan saat itu, daerah yang indah, pantai biru, penduduk yang ramah. Tapi,
yang aku lihat hanya pohon, pohon, dan pohon. Setelah itu, aku melihat sungai
yang lebar. Yang mungkin belum pernah dicetak dipeta. Orangtuaku juga
kebingungan sama sepertiku.
“ Ayah, kenapa kita disini? Bukanya ini bukan
daerahnya?” kata ibu dengan muka ketakutan “ Disini seram lagi, apa kita pulang
saja?”
“ Iya, ayah juga bingung. Dulu tidak seperti ini”
kata ayah yang berusaha tenang.
“ Emangnya kita mau kemana sih?” tanyaku yang saat
itu baru 15 tahun. Awal untuk masuk SMA. Libur setelah UN.
“ Kita mau ketempat pertama kali ayah dan ibu bertemu
sayang” kata ibu menimpali “ Tapi, sepertinya kita tersesat deh”
“ Ibu, jangan bicara yang bukan-bukan dong. Nanti
kalau nggak bisa pulang gimana?” tanyaku yang membayangkan kalau kita harus
tinggal di hutan selama yang tidak kita ketahui “ Ayah, sebaiknya kita putar balik aja,
nanti tambah jauh baliknya” kataku dengan menguncang-guncangkan ayah.
“ Sebentar lagi pasti sampai Jihan sayang” kata
ayah menenangkan. Ibu hanya terdiam begitu juga denganku. Aku yang suka membaca
buku mistis berfikiran yang aneh-aneh. Gimana kalu kita ngak ketemu jalan lagi?
Gimana kalau kita tersesat dan ngak bisa pulang? Gimana kalau kita ketemu
pembunuh di jalan? Gimana kalau….. aku hanya sendirian nantinya? Tidak Jihan,
buang pikiran negatifmu. Tiba-tiba ayah membelok dengan tajam. Aku bertanya
“ Yah, ada apa?” tanyaku panik
“ Seperti ada yang menyebrang” terlihat ayah
terkejut dan menginjak rem namun… “ Remnya blong!” di depan mobil ada pohon
yang besar. Aku, ayah, dan ibu berteriak, semuanya gelap.
***
Aku terbangun dengan kepala yang nyut-nyutan. Aku
melihat kekanan dan kekiri. Aku hanya sendirian di… padang rumput? Luas banget
ya? Mana pohon-pohon yang tadi? Mana jalannya? Mana mobilnya? Mana ayah dan
ibu? Dimana ini? Dimana aku? Tanpa berfikir panjang, aku langsung berlari
menuju matahari terbenam. Berharap, ada yang melihatku dan menolongku.
“ Ada orang disini? Kumohon! Siapa aja? Tolong!”
Sudah berapa lama aku berlari? Jam tangan yang aku
pakai sama sekali tidak bergerak, sepertinya rusak. Suaraku sudah habis untuk
berteriak kesana kemari, dan kakiku sudah capek. Dimana jalan rayanya? Apa
tidak ada orang disini? Aku takut! Aku ingin menangis, aku sangat takut! Entah
mengapa mataku capek sekali. Ini bukan waktunya tidur Jihan! Bangun!
Namun aku menerjang sebuah batu, batu yang tidak aku lihat. Aku terjatuh dan
tidak bisa terbangun. Aku terlalu capek untuk terbangun. Sekelebat aku melihat
seorang manusia. Aku berusaha tersenyum akhirnya aku di temukan. Lalu semua
gelap.