Malem!Maaf banget baru ngeupdate sekarang. Tadi ada remidi Fisika soalnya. Aku buruk saat nghapalin rumus-rumus. Tapi, aneh aku malah masuk MIA. Ya, syukuri aja deh. Oh iya aku mau ngasih 'Somewhere in Java' chapter 3. Tapii.. aku enggak tau harus lanjut atau enggak. tolong kasih coment aku harus gimana ya... makasih buat yang udah baca 'Somewhere in Java' selama ini... Love you all!!
Hana Kana
SOMEWHERE IN JAVA
Aku berusaha
membuka mataku yang kayaknya dikasih lem sama ibu kalo enggak ayah. Aku mencoba
mengingat-ingat kejadian sebelumnya. Kejadian dengan Takahiro itu… nyata atau
mimpi ya? Aku melihat sekeliling. Ruangan yang bernuansa warna putih dan berbau
obat-obatan itu segera meningatkanku dengan kecelakaan bersama orangtuaku. Oh
iya, gimana keadaan mereka ya?
“ Jihan! Akhirnya kamu bangun juga.
kamu gimana? Ada yang sakit enggak?” mama, mama selalu ada buat aku.
“ Mama sendiri gimana? Baik-baik aja?”
kataku dengan tersenyum. “ Papa gimana?” seketika itu, senyum mama memudar. Ia
mulai menitikkan air mata. Apa ada sesuatu dengan papa? Apa… kejadian yang
terburuk? “ Ma? Mama kenapa? Ada apa sama papa? Ma? Jawab ma! Jawab Jihan ada
apa? Ma!” setelah itu… aku tidak tau apa apa lagi. Kulit wajahku merasakan ada
air yang mengalir dengan perlahan-lahan.
“ Papa, dia… kritis. Kemungkinan untuk
papa bertahan sangat kecil. Walaupun begitu, masih ada yang lebih parah.
Kemungkinan jika papa berhasil selamat, papa…papa mentalnya akan terganggu”
kata mama dengan memelukku. Aku membalas pelukan mama. Mama, kepalanya diperban
begitu juga dengan tangan kanan dan kaki kirinya. Tergores namun tidak terlalu
banyak. Sedangkan aku, aku hanya tergores sedikit di bagian kanan. Bagian
kanan, papa benar-benar parah.
“ Mama, mama yang sabar ya. Aku yakin
papa pasti berjuang buat mama, buat kita! Dan semua orang punya kelebihan dan
kekurangannya masing-masing ma. Pasti ada rencana yang lebih baik dari tuhan
untuk kita, kita harus sabar ma” air mataku mulai turun. Papa, papa harus
berjuang buat kita. Aku sayang banget sama papa. Papa, walaupun papa sibuk.
Papa selalu mencoba ada buat aku sama mama.
Sudah seminggu
semenjak kejadian mengerikan itu datang dikeluargaku. Papa adalah korban yang
paling parah. Walaupun papa sudah membaik tapi, papa belum sadar dari komanya.
Sementara itu, mama berjuang keras untuk mengurus perusahaan papa dan aku
sekarang SMA…
Aku belum pernah merasakan hidup yang
sebenarnya. Aku hanya bermain dan bercanda bersama teman-teman. Aku belum
memikirkan ‘mau ke mana aku nanti?’ dengan kejadian ini, aku sangat ingin
melihat senyum mama dan papa kembali lagi. Hampir setiap hari mama berjuang
keras untukku dan papa, terkadang aku melihatnya menangis dalam mimpinya. Pa…
cepat sembuh ya, Jihan janji… Jihan akan menjadi anak yang baik untuk papa dan
mama…