Sabtu, 13 September 2014

Somewhere in Java Chapter 3

Malem!Maaf banget baru ngeupdate sekarang. Tadi ada remidi Fisika soalnya. Aku buruk saat nghapalin rumus-rumus. Tapi, aneh aku malah masuk MIA. Ya, syukuri aja deh. Oh iya aku mau ngasih 'Somewhere in Java' chapter 3. Tapii.. aku enggak tau harus lanjut atau enggak. tolong kasih coment aku harus gimana ya... makasih buat yang udah baca 'Somewhere in Java' selama ini... Love you all!!
Hana Kana
SOMEWHERE IN JAVA

Aku berusaha membuka mataku yang kayaknya dikasih lem sama ibu kalo enggak ayah. Aku mencoba mengingat-ingat kejadian sebelumnya. Kejadian dengan Takahiro itu… nyata atau mimpi ya? Aku melihat sekeliling. Ruangan yang bernuansa warna putih dan berbau obat-obatan itu segera meningatkanku dengan kecelakaan bersama orangtuaku. Oh iya, gimana keadaan mereka ya?
          “ Jihan! Akhirnya kamu bangun juga. kamu gimana? Ada yang sakit enggak?” mama, mama selalu ada buat aku.
          “ Mama sendiri gimana? Baik-baik aja?” kataku dengan tersenyum. “ Papa gimana?” seketika itu, senyum mama memudar. Ia mulai menitikkan air mata. Apa ada sesuatu dengan papa? Apa… kejadian yang terburuk? “ Ma? Mama kenapa? Ada apa sama papa? Ma? Jawab ma! Jawab Jihan ada apa? Ma!” setelah itu… aku tidak tau apa apa lagi. Kulit wajahku merasakan ada air yang mengalir dengan perlahan-lahan.
          “ Papa, dia… kritis. Kemungkinan untuk papa bertahan sangat kecil. Walaupun begitu, masih ada yang lebih parah. Kemungkinan jika papa berhasil selamat, papa…papa mentalnya akan terganggu” kata mama dengan memelukku. Aku membalas pelukan mama. Mama, kepalanya diperban begitu juga dengan tangan kanan dan kaki kirinya. Tergores namun tidak terlalu banyak. Sedangkan aku, aku hanya tergores sedikit di bagian kanan. Bagian kanan, papa benar-benar parah.
          “ Mama, mama yang sabar ya. Aku yakin papa pasti berjuang buat mama, buat kita! Dan semua orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing ma. Pasti ada rencana yang lebih baik dari tuhan untuk kita, kita harus sabar ma” air mataku mulai turun. Papa, papa harus berjuang buat kita. Aku sayang banget sama papa. Papa, walaupun papa sibuk. Papa selalu mencoba ada buat aku sama mama.
          Sudah seminggu semenjak kejadian mengerikan itu datang dikeluargaku. Papa adalah korban yang paling parah. Walaupun papa sudah membaik tapi, papa belum sadar dari komanya. Sementara itu, mama berjuang keras untuk mengurus perusahaan papa dan aku sekarang SMA…
           Aku belum pernah merasakan hidup yang sebenarnya. Aku hanya bermain dan bercanda bersama teman-teman. Aku belum memikirkan ‘mau ke mana aku nanti?’ dengan kejadian ini, aku sangat ingin melihat senyum mama dan papa kembali lagi. Hampir setiap hari mama berjuang keras untukku dan papa, terkadang aku melihatnya menangis dalam mimpinya. Pa… cepat sembuh ya, Jihan janji… Jihan akan menjadi anak yang baik untuk papa dan mama…