Rabu, 01 Maret 2023

Chapter 5 : How We Meet Again

    Pintu ruang VIP terbuka dan empat orang masuk secara berurutan. Seorang lelaki sekitar umur 50 an dan wanita yang terlihat semumuran yang menggunakan pakaian dengan warna seirama biru langit, pasti temannya papa. Kemudian dua laki-laki, anaknya teman papa. anak yang depan menggunakan tshirt putih dengan jaket korduroy coklat dan menggunakan celana jeans, sedangkan anak yang belakang menggunakan shirt hitam dan celana hitam Tinggi mereka hampir sama tetapi aku yakin, orang paling belakang anak tertua karena aura anak yang paling depan sangat cerah. Ya mungkin karena pikiran kami sama, kami akan dijodohkan.

Berbeda dengan teman papa, papa dan mama memilih menggunakan warna yang berbeda tetapi tetap terlihat serasi.

Aku, papa dan mama segera berdiri untuk menyambut teman papa. Papa berjalan pelan menyambut temannya.

" Bastian, my bro. Gimana kabarnya?" Ucap papa seraya memeluk temannya -atau lebih baik dibilang sahabatnya papa- erat.

" Baik, Bro Tirta. You gimana?"

" Sehat wal'afiat"

" Ratna" Ucap Om Bastian seraya menyalami tangan mama. Mama tersenyum. " Eh ini, aaa... a siapa ya?"

" Arista, ayah" Ucap anak yang paling belakang. Aku sedikit terkejut anak Om Bastian mengetahui namaku.

" Oh iya, Arista. Apa kabar, udah besar saja" Ucap Om Bastian seraya menyalamiku juga.

" Saya baik, om" senyumku.

" Wihh... Rahayu, enggak berubah kau dari dulu hahaha" ucap papa. Aku sedikit terkejut atas ucapan papa. Kok dekat juga dengan Tante Rahayu? Jangan-jangan teman papa Tante Rahayu?

" Haha, kamu juga masih friendly ke semua orang" ucap Tante Rahayu dengan nada mengejek.

Hah?

Aku tidak tahu muka yang aku buat sampai aku mendengar suara tawa yang ditahan. Anak yang paling belakang, siapa sih?

" Kenapa, Andrea?" tanya Om Bastian.

" Tidak, Yah. Tidak apa-apa" ucap anak Om Bastian yang paling belakang, yang ternyata bernama Andrea.

" Emm, kita engga duduk, Yah?" tanya anak Om Bastian yang paling depan.

" Ohh, ini Evan sama Andrea ya? Apa kabar? Terakhir ketemu masih pada kecil-kecil ya. Sekarang udah besar" ucap papa seraya menyalami tangan Evan dan Andrea berurutan.

" Baik, Om"

" Duduk yuk" ucap papa lagi.

Meja yang memisahkan keluargaku dan keluarga Om Bastian tidak mengurangi kebisingan suara saut menyaut papa, mama, Om Bastian dan Tante Rahayu. Hanya anak-anaknya saja yang diam. Ya, karena kita tidak kenal satu sama lain. At Least aku tidak merasa sendirian lagi.

Tak lama, pelayan datang dan membawa sebotol wine, minuman selamat datang, dan menuangkannya di gelas wine kami semua.
" Untuk persahabatan kita!" seru papa seraya megangkat gelas wine nya dan diikuti kami semua. Mereka menyesap wine sedikit, tetapi aku lebih memilih menyeruput air putih yang aku minta tadi karena aku tidak suka wine.

" Loh, Kak Arista engga minum wine?" tanya Evan agak berbisik, mungkin takut merusak suasana.

" Engga suka wine, Evan?" ucapku dengan nada bertanya.

" Oh iya belum kenalan, Evan, 23 tahun" ucap evan seraya menjabat tanganku.

" Arista, 27. Kok tahu kalau aku lebih tua?"

" Kelihatan, kak"

" Hah?" ucapku spontan, dia ngejek aku iya atau iya nih?

" Keliatan aura dewasanya hehe" ucapnya dengan nada jahil, aku menghela nafas. Baru juga pertama ketemu astaga, bercandanya enggak lucu.

" Evan" ucap Andrea dengan nada yang agak berat.

" Ih? iya, Kak" ucapnya setelah melihat tatapan kakaknya yang agak killer. Evan sedikit memajukan bibirnya yang sudah tebal. " Maaf ya Kak Arista, Evan cuma bercanda. Tapi bener lho auranya kaya' orang dewasa, maksudku kaya' orang yang udah tau hidupnya tertata rapi gitu lho" ucap evan dengan ekspresi yang cepat berubah dari sebal, ke serius, kemudian tersenyum. Sepertinya dia cocok menjadi aktor, aku sedikit tersenyum dan menggeleng kecil.

" Iya dimaafin, kamu hidupnya belum tertata rapi emang?" tanyaku

" Belum sih kak, masih bingung mau lanjut S2 atau kerja di hotelnya Kak Andrea dulu"

" Siapa bilang boleh kerja dihotelku?" ucap Andrea dengan nada protes.

" Lah? Emang enggak boleh?"

" Maksudku kan kamu belum pasti masuk"

" Iya, kan aku coba-coba dulu, ewh" ucap evan dengan nada sebal lagi, ini orang kesabarannya setipis tisu " Oh iya Kak Arista seumuran sama Kak Andrea, tapi Kak Andrea keliatan lebih tua" ucap Evan yang kemudian ditoyor Andrea. " Ih, sakit"

" Sini mulut mu, mau aku karetin" ucap Andrea yang mengeluarkan karet dari saku bajunya. Dititik ini aku sudah tertawa lebar karena ulah kakak beradik yang konyol. Mungkin terlalu keras hingga papa bertanya.

" Eh kenapa, Ris?" tanya papa

Aku segera menutup mulutku dengan tangan tetapi masih tertawa kecil.

" Engga, pa. Ha... cuma lucu aja" ucapku menahan tawa dengan menghela nafas.

" Ternyata Rista masih kaya' dulu ya? Periang"
Ucap Tante Rahayu. Aku hanya tersenyum, dan papa tertawa.

" Gegara tambah gede si udah makin dewasa" ucap papa riang, tapi aku melihat tangan mama sedikit bergetar. Aku bukan affectionate person yang akan memegang tangan mama, tapi mama sedang membutuhkannya. Ketika aku mau mengenggam tangan kiri mama, ternyata tangan kanan mama sudah dipegang papa. Mungkin papa lebih tahu perasaan mama daripada aku yang hampir setiap hari melihatnya. Aku berusaha tersenyum lebih lama.

" Inget engga' pas si Rista sama Andrea masih kecil, pas kita masih di Jogja mereka sering main bareng. Kalau engga' ketemu sehari aja, pada nanyain satu sama lain. Eh terus kita malah pindah ke Solo" ucap Tante Rahayu.

" Iya kah, Bun?" Tanya Evan.

" Pas awal-awal di Solo, kakakmu itu nangis nangis nyariin Rista. Pas itu mau masuk SD kalau engga' salah"

" Rista juga sama itu, nangis, nyariin Andrea" ucap papa.

" Ciee... cari-carian" tawa Evan " Kok sekarang diem-dieman?" Tanya Evan yang membuat suasana menjadi dingin.

Dan senyap

Memang betul kata Andrea seharusnya mulut Evan di kareti saja tadi.

Aku melihat Andrea menutup mukanya, aku sedang mencari cari alasan. Tak lama aku mendengar Andrea berbicara sedikit lirih

" Aku grogi" ucap Andrea menatap Evan dengan pipinya yang sedikit merah.

Melihat itu, aku merasakan pipiku memanas. 'grogi nya nular'  ucapku dalam hati seraya menatap meja

" Ish, bercanda doang kak hehe. Tapi kita pernah ke Jogja lagi habis pindah bukan si, Bun?"

" Pernah, pas kalian SD atau SMP kali' ya? Tapi malah Tirta engga' ada" Oh ya? Aku lupa

" Soalnya habis kalian pindah ke Solo, dua minggu kemudian aku dipindah kerja di LA. Aku lupa ngomong hehe" ucap papa dengan seringainya yang khas.

Jujur, aku sudah lupa masa lalu karena tidak begitu memorable.

Tak lama kemudian makanan datang dan kami berbicara hal yang terjadi di masa lalu. Cerita tentang persahabatan papa, Om Bastian dan Tante Rahayu. Kisah cinta Om Bastian dan Tante Rahayu yang backstreet karena orangtua mereka. Kisah merayu papa si anak sepakbola yang playboy dan mama si anak pencak silat yang dingin. Kisahku dan Andrea ketika kami masih kecil yang aku tidak ingat dan lain sebagainya.

" ...Terus akhirnya perusahaan anak cabang yang memperkasai hotel itu aku serahin ke Andrea. Rencananya yang mall mau aku serahin ke Evan, tapi ini anak malah pengen jadi chef. Jadilah aku pusing, yaudah lah terserah Evan" Ucap Om Bastian. Jadi keluarga Om Bastian keluarga old money. Dari tadi aku bengong mengambar skema perusahaan Om Bastian di dalam otakku.


" Terus rencananya Andrea mau ngebuat hotel di Jogja"

" Weh, kapan?" tanya papa

" Udah seminggu ini om saya di Jogja" ucap Andrea

" Tinggal daerah mana, Andrea?"

" Di dekat Pasar Kranggan, Om"

" Wah, nanti bisa sering ketemu sama Rista dong. Toko kopinya Rista dekat sana" Ucap papa senang. Kok pikiranku untuk di jodohkan muncul lagi.

" Oh ya? Namanya apa, Rista?" tanya Andrea seraya menatap mataku. Tak apa Rista kamu kuat!

" Mocha cafe, Andrea" ucapku lantang dengan tersenyum. Aku sangat suka coklat,  Mocha adalah minuman yang sangat aku suka. Campuran kopi yang pahit dan manisnya coklat dicampur menjadi perpaduan yang unik sekaligus penting dalam hidupku. Setiap aku sedih aku selalu meminumnya dan bermain bersama brownies, kucingku.

" Aku hampir setiap hari kesana, kok enggak pernah ketemu?" 

" Aku biasanya di dalem ruangan, kalau mau ketemu nanti bilang aja sama pegawai di depan" ucapku, aku mengingat lagi hal yang harus aku lakukan besok. Andrea mengangguk pelan dan perbincangan kami berhenti disini.

Kami pulang ketika pelayan sudah memberitahu restoran akan tutup. Sebelum pulang Evan dan Andrea meminta nomorku. Sampai rumah aku langsung tidur karena kecapekan.

<>

Sabtu, 12 Maret 2016

Webtoon yang Aku Suka


Halo, saya ingin membagikan sedikit webtoon yang aku suka, well biasanya action dan romance terkadang supranatural. Itu hal yang biasa dalam suatu komik. Mungkin beberapa list disini telah ada di postingan saya sebelumnya. Akan tetapi ini karena saya memang suka, pakai banget. Jadi terimakasih sudah membaca

1.       Noblesse
      
     
Kalian pasti sudah tahu, well tentang vampir yang tidur dan bangkit lagi di dunia modern. Kurang jelas? Baca disini! Sudah jadi anime!!!

2.       Black Haze
       
      
Webtoon ini bercerita tentang rood richi. Dia dikirim ke sekolah magic Helios untuk melindungi seseorang- well secara terpaksa- yang mempunyai masalah disekolah. Kurang jelas? Baca disini!

3.       Tower of God
       
Webtoon ini bercerita tentang  seorang anak yang biasa, tetapi mempunyai takdir yang luar biasa. Ia hanya mengikuti seorang teman yang spesial dan berakhir pada dunia yang sama sekali ia tidak kenal. Dia harus bertahan, dan naik level. Lalu dia mempunyai misi, menemukan teman yang spesial tersebut. Lalu apakah petualangannya selanjutnya?

4.       Witch Workshop
      
Webtoon ini bercerita tentang seseorang yangdikutuk, mengutuk, dan melindungi yang mengutuk. Tetapi itu semua dilakukan oleh para leluruh mereka, dan sekarang tugas mereka yang membereskannya. Namun bagaimana jika segala pantangan yang dilakukan dilanggar dan kutukan itu… akan berbalik?

5.       Pink Lady
       
Webtoon ini bercerita tentang seorang wanita ‘kecil’ yang gambarannya biasa saja dan seorang lelaki yang biasa-tinggi biasa, wajah luar biasa- namun mempunyai bakat yang menurun. Mereka yang terpisahkan oleh waktu dan jarak apakah akan berakhir bahagia?
6.       A Simple Thinking About Blood
      
Webtoon ini hanya memuat informasi tentang darah-A, B, O dan AB- yang berbeda-beda dan dikemas secara lucu. Sudah hadir di Indonesia, 3 buku

7.       Michelin Star
      
Webtoon ini bercerita tentang seorang laki-laki yang begitu ambisius untuk menjadi chef. Ia bekerja diberbagai restaurant di eropa yang memiliki michelin star-gelar yang diberikan kepada restaurant oleh michelin guide-. Iapun kembali ke tempat asalnya untuk memulai usahanya, namun banyak rintangan dan musuh yang harus dia hadapi... But, Yummy

8.       Home Boy/ Poor Princess
      
Webtoon ini bercerita tentang seorang perempuan tangguh yang harus bekerja menjadi pelayan di salah satu teman ibunya. Ibunya yang menghilang-walaupun bukan ibu aslinya- sangat ia benci. Namun bagaimana lagi? Ayahnya yang dipenjara, ia yang miskin, dan belum lulus SMA membuatnya begitu. Lalu apakah rahasia yang tersimpan di rumah mewah tersebut? Sudah hadir di Indonesia 4 buku

9.       Salon H
       
Webtoon ini bercerita tentang seorang laki-laki yang sangat pandai dalam meggunting tetapi terlalu mencintai gunting –sampai mengoleksi- di rekrut oelh sorang kakek yang memiliki salon terbaik di seoul. Lalu segala tantangan, petualangan sampai cinta menunggunya.

10.   Girls of the Wild’s
      
Webtoon ini bercerita tentang seorang laki-laki yang karena keterbatasan ekonomi masuk ke tempat yang paling ia benci. Sekolah perempuan, yang pada tahun itu menjadi co-ed. Akan tetapi hanya ia lelaki satu-satunya karena sekolah itu adalah sekolah beladiri expert untuk perempuan.Lalu apa yang menantinya disana? kesakitan? kebencian? atau malah cinta...

N.B : saya tidak mempunya hak atau menciptakan cerita tersebut. terimakasih atas semua orang yang ikut terlibat dalam pembuatan webtoon-webtoon tersebut. lalu juga gambar-gambar di sini...